Kamis, 15 Maret 2012

Membangun Karakter Pemuda

Diskusi PTKP

Membangun Karakter pemuda menuju bangsa yang bermartabat
Oleh : Yestik Arum
Mengutip pernyataan Bung Karno yang mengatakan, “ Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter (Character Building) karena Character Building inilah yang akan membuat Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya serta bermartabat. Kalau pembangunan karakter ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli!.”
Dari kutipan di atas saya menyadari bahwa bangsa ini sedang mengalami sakit. Bila sakit ini tidak segera mendapat obat, maka bangsa ini hanya akan menjadi nama dan mungkin juga bisa hilang di permukaan bumi. Sangat tragis memang, ketika kita mendengar bangsa ini kehilangan atau memudar karakter bangsanya. Melihat realitas yang ada pemuda yang memilki cita-cita besar, optimis, pantang menyerah, dan memiliki daya juang yang tinggi. Pemuda saat ini terancam krisis dan kepekaannya. Tidak ada yang perlu dipersalahkan atas kejadian ini. Tapi, yang menjadi kata kunci pembangunan karakter ini haruslah di mulai dari penanaman nilai-nilai yang dapat memperkuat kepribadian seseorang ke arah positif. Karena, pribadi yang selalu berfikir positif maka, akan membawa energi positif pula.
Pendidikan yang ada saat ini selalu lebih mengunggulkan dari segi kognitifnya, sehingga orang dinilai cerdas karena IQ nya tinggi. Padahal, kecerdasan IQ harus juga didukung dan diimbangi dengan kecerdasan hati (EQ) dan kecerdasan spiritual(SQ). Dari hal inilah karakter suatu bangsa harus sudah mulai dibangun. Pembangunan karakter ini harus dimulai dari diri sendiri, kemudian berkembang ke keluarga, masyarakat, serta bangsa dan negara.
Pemuda yang merupakan elemen penting bagi estafet kepemimpinan yang akan datang, perlu dipersiapkan agar pemuda tidak mengalami krisis karakter ini. Dalam buku yang berjudul “Karakter Mengantar Bangsa Dari Gelap Menuju Terang” karya Soemarno Soedarsono ini menekankan akan pentingnya pembangunan karakter diri dan bangsa menuju bangsa yang bermartabat. Menurutnya karakter merupakan dorongan pilihan untuk menentukan yang terbaik dalam hidup. Yang terbaik dalam hidup inilah denga menikmati kesuksesan dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari secara lebih bermakna dengan hidup penuh kebajikan dan kebijakan.  Bangsa yang dikenal dengan keramahannya, kesopanannya kini mulai mengalami degradasi. Bahkan, mulai merambah menurunnya tingkat intelektual seseorang. Sehingga bangsa ini tidak henti-hentinya diterpa berbagai permasalahan, baik sosial, politik, ekonomi bahkan agama. Kasus-kasus korupsi, pertikaian antar agama pembunuhan telah mewarnai bangsa ini. Menandakan bangsa yang gemah ripah loh jinawai mulai luntur.
Yang menjadi pertanyaan, apakah memang jati diri bangsa akan hilang? Tidak sepenuhnya demikian, karena dalam buku tersebut dijelaskan bahwa jati diri tidak akan pergi dan tetap ada pada manusia. Akan tetapi dijelaskan bahwa yang terjadi saat ini adalah memudarnya jati diri bangsa karena tertutupnya mata hati manusia akibat perilaku manusia yang lebih mengedepankan prinsip homo homini lupus ( manusia menjadi serigala bagi manusia yang lain). Oleh karena itu jati diri perlu disemai dan dipupuk agar melahirkan manusia yang berkarakter.
Jati diri merupakan siapa sesungguhnya diri kita(hakikat dan fitrah manusia).  Jati diri sebagai manusia merupakan kesadaran tentang esensi keberadaan sebagai mausia, baik sebagai makhluk ciptaan Tuhan, individu dan makhluk sosial bahwa hidup ini adalah perjuangan.
Jati diri merupakan totalitas penampilan atau keribadian seseorangyang akan mencrmnkan secara utuh pemikiran, sikap, dan perilakunya. Seseorang yang berjati diri akan tampil sesungguhnya, tanpa ada topeng dan tampil dengan keadaan sebenarnay sebagai sinergi antara jati diri, karakter dan kepribadian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar